Selasa, 09 September 2008

“Antara Idealisme Dan Akar Rumput”

Mahasiswa Dan Partisipatif;

Generasi muda sebagai harapan sebuah bangsa merupakan bagian khasanah bangsa yang akan mampu menjadi penopang kemajuan negara di masa depan. Di setiap pengalaman hidup yang ditemui adalah pembelajaran bagi setiap manusia yang menghadapinya. Pendidikan menjadi suatu hal yang sangat penting pada masa sekarang ini, dimana melalui pendidikan dan luasnya wawasan manusianya maka peluang kemajuan bangsa pun akan semakin luas. Era globalisasi menyebabkan negara kecil akan semakin terpuruk ketika tidak mampu menyiapkan generasi mudanya untuk kemajuan bangsa. Membangun peradaban yang maju memerlukan perjuangan dan tindakan tepat, hal ini terkait dengan kompetisi internasional.

Mahasiswa yang biasa disebut dengan intelektual muda memang dipersiapkan guna melanjutkan perjuangan bangsa dalam mencapai kesejahteraan masyarakat. Dalam sosiologi pengetahuan, kaum intelektual dimasukkan sebagai kelas sosial baru yang menguasai ilmu pengetahuan dan dengan pengetahuannya mereka memiliki kapital budaya (cultural capital) yang dengan kapasitasnya bisa saja kapital budaya itu apakah akan dikembangkan menjadi kapital uang atau kapital politik (Gouldner 1979). Dalam pengembangannya, tidak lepas dari ilmu pengetahuan bahwa perencanaan akan dimulai dengan berbagai persiapan hingga observasi dan penelitian. Telah lama bangsa ini dimanjakan dengan sistem top down, dimana sekarang saatnya untuk mengubah konsepsi pembangunan tersebut selalu top down menjadi bottom up. Begitu pula metode penelitian partisipatif seharusnya menjadi pendekatan utama dalam menentukan perencanaan pembangunan selanjutnya.

Metode penelitian partisipatif memiliki banyak varian, misalnya disebutkan seperti Participatory Rural Appraisal (PRA), Rapid Rural Appraisal (RRA), Participatory Gender Analisys (PGA) dan Participatory Action Research (PAR). Model partisipatif memang harus memiliki kemampuan yang cukup besar, namum penelitian dengan metode tersebut diatas akan mengutamakan peran serta masyarakat. Melalui peran serta masyarakat tersebut pencapaian pemberdayaan masyarakat dapat tercipta dan masyarakat tidak lagi selamanya menggantungkan kepada pihak-pihak lain. Dengan demikian perencanaan yang akan disusun pun akan mengarah pada pengupayaan kemandirian sebuah masyarakat, serta kebijakan yang diambil pun akan sesuai kebutuhan dan karakter obyek. Selain itu, sasaran bukan hanya sebagai obyek namun sebagai subyek pembaharu dalam rangka pencapaian kesejahteraan sosial.

Masih banyak mahasiswa yang merasa bahwa dirinya sebagai intelektual dan akhirnya menganggap dirinya adalah lebih pandai serta mengetahui ilmunya. Namun, sebenarnya masyarakat merupakan area ilmu pengetahuan yang luar biasa, sehingga banyak hal yang tidak diketahui oleh mahasiswa dari bangku kuliah. Mahasiswa akan lebih tepat diawali sebagai fasilitator untuk membantu masyarakat menciptakan kesejahteraannya. Hal ini terkait dengan apa yang diperoleh di bangku kuliah tidak sama dengan realita di masyarakat umum. Masih sering juga pembangunan berdasarkan pengetahuan intelektual semata, bukan belajar dari karakter masyarakat dan hasilnya pun sering diabaikan oleh masyarakat pula. Memang idealisme terkadang berbenturan dengan aspirasi dan konflik akar rumput, pada akhirnya sisi teknis dan ideal harus dikalahkan. Belajar dari masyarakat merupakan bagian ilmu pengetahuan yang sangat berharga.